salah satu acara rutin yang menyebalkan di masa-masa aktif berorganisasi di kampus adalah ketika harus melakukan kongres. kongres, sidang umum, rapat akbar, suksesi, atau apalah namanya bisa menjadi pengalaman mengerikan karena sering membahas hal-hal yang tidak substansif sampai berjam-jam. misalnya, dalam penetapan tata tertib kongres dibahas apakah peserta kongres harus menggunakan sepatu di dalam kongres atau tidak. untuk kasus yang seperti ini, saya punya pengalaman.
saya yang ketika itu kebetulan sedang menjabat sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan kongres tersebut (ketua pelaksana sidang) dipaksa menjadi pimpinan presidium sementara. tugasnya sih sepele, hanya menentukan presidium tetap untuk kongres. singkat kata, berkat ketegasan dan manuver saya (dengan mengatasnamakan efisiensi waktu) akhirnya saya bisa men-drive keputusan hingga tidak bertele-tele. tidak sampai 5 menit semenjak sidang dimulai pada pukul 9.00, forum sudah mendapatkan presidiumnya.
agenda pertama yang dibahas oleh presidium terpilih tentu saja adalah tata tertib sidang. sekali lagi, sebagai orang yang bertanggung jawab atas terlaksananya kongres ini, saya kembali bermanuver. dengan sigap saya mengusulkan untuk mempertimbangkan tata tertib yang sudah saya buat draftnya. akhirnya draft saya pun dibahas.
senyum optimis sempat mengembang. optimis sidang kali ini tidak akan bertele-tele dan dapat selesai secepat mungkin. namun ternyata dugaan saya meleset. adu argumen akhirnya meletus ketika membahas poin-poin tata tertib. kebanyakan yang dipermasalahkan pun tidak substantif. masalah pakaian yang harus dikenakan lah, masalah parameter kesopanan lah.
sampai satu poin, akhirnya posisi saya justru tersudutkan. salah satu poin yang sedang digodok adalah penggunaan jas almamater sebagai pakaian yang harus digunakan. sementara saya, tidak membawa jas almamater. setelah lobi-lobi dan adu argumentasi akhirnya disahkanlah tata tertib sidang di mana salah satu poinnya adalah: peserta sidang diharuskan mengenakan jas almamater.
maka dengan sangat ironis, orang yang sempat menjadi pimpinan presidium sementara, orang yang paling bertanggung jawab atas pelaksanaan sidang tersebut, harus keluar dari ruang sidang untuk mencari jas almamater.
menyesalkah? oh tidak. justru saya melihat ini sebagai keberuntungan. beruntung karena terbebas dari sidang yang rasanya akan banyak diwarnai dengan perdebatan non-substantif. akhirnya dengan langkah kaki ringan saya pulang ke rumah, makan siang, sholat, lalu bobok siang.
Rabu, Januari 27, 2010
Sidang
Label: canda tawa, catatan terbuka, info gak guna, kampus
Dirangkai oleh Rae pada 12:36:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 tanggapan:
Posting Komentar