ketika akan meratifikasi protokol kyoto mengenai perubahan iklim, terjadi sidang alot di parlemen negara kita. di satu sisi ada pihak yang merasa protokol ini adalah harga mati karena menyangkut kemaslahatan ummat manusia, namun di sisi lain, ada pihak yang mempertanyakan apa untungnya bagi indonesia meratifikasi potokol ini. pihak kedua merasa indonesia mestinya perlu memanfaatkan posisi tawarnya untuk mendapatkan keuntungan lebih ketimbang meratifikasinya secara cuma-cuma.
singkat kata, sidang ini berjalan sengit hingga tiba waktu istirahat. entah atas ide siapa, sebagai hiburan di waktu istirahat tersebut, diputar film "the day after tomorrow" yang menceritakan petaka di berbagai penjuru dunia akibat perubahan iklim. selesai istirahat, sidang pun dilanjutkan. hiburan film tersebut ternyata mampu membuat pihak-pihak yang tadinya kontra menjadi lebih lunak hingga akhirnya parlemen indonesia meratifikasi protokol kyoto. penggambaran "kiamat" oleh rolland emmerich agaknya cukup membuat gentar anggota parlemen kita. mungkin bukan hanya anggota parlemen, banyak di antara kita mungkin juga mendapatkan sensasi yang serupa, gentar.
with great power comes great reponsibility. hal ini mungkin yang dilupakan emmerich. sukses membangun kesadaran atas kehidupan di bumi (walaupun terkadang kesadaran itu hanya sebatas slogan go green atau stop global warming), emmerich akhirnya kembali membuat film dengan tema kiamat, 2012. dengan memanfaatkan dongeng kiamat pada tahun 2012 (yang katanya berdasarkan pada kalender kuno bangsa maya), akhirnya film ini dicap sebagai salah satu film paling oportunis sepanjang masa.
ketidaknyamanan masyarakat dunia mengenai isu kiamat 2012 sebenarnya sudah ada semenjak bertahun-tahun yang lalu, namun promosi viral dari film ini membuat orang semakin mencari informasi dasar prediksi kiamat tersebut. celakanya tidak semua informasi yang tersedia teruji secara ilmiah sehingga menyebabkan semakin banyak orang menjadi resah.
berbagai bantahan akhirnya keluar, mulai dari pimpinan komunitas suku maya aztec, sebagai pewaris kalender kuno suku maya, sampai dari david morrison, yang merupakan ilmuwan astronomi senior di NASA. salah satu kutipan morrison di artikel tersebut adalah,
"As far as the safety of the Earth is concerned, the important threats are from global warming and loss of biological diversity, and perhaps someday from collision with an asteroid or comet, not the pseudoscientific claims about 2012."
beruntung di indonesia tidak banyak orang yang peduli dengan isu kiamat ini. namun bagaimanapun juga, segala cerita 2012 ini akhirnya membuat kita sedikit lupa dengan ancaman kiamat yang benar-benar sedang mengintai, yaitu perubahan iklim.
dalam konferensi UNFCC tahun 2007 yang lalu di Bali, presiden COP-13 menegaskan bahwa 2009 adalah tenggat waktu bagi negara-negara di dunia ini untuk menghasilkan kesepakatan baru untuk menggantikan protokol kyoto yang akan kadaluarsa pada 2012. besar harapan masyarakat pecinta lingkungan dunia akan lahirnya sebuah protokol baru yang memutakhirkan protokol kyoto. sebuah protokol yang disepakati negara-negara sedunia, yang bukan hanya akan menyepakati penurunan emisi, namun juga dapat mempertahankan kelestarian hutan yang ada dari ancaman keserakahan segelintir manusia.
konferensi UNFCCC di Coppenhagen yang akan berlangsung kurang lebih 3 minggu lagi akan menjadi penentunya. pertemuan ini bisa jadi akan amat menentukan apakah kiamat bagi ummat manusia sudah benar-benar di pelupuk mata, atau masih bisa "ditangguhkan".
Senin, November 16, 2009
kiamat sudah (seberapa) dekat?
Label: kehutanan, lingkungan hidup, mimbar terbuka
Dirangkai oleh Rae pada 1:37:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 tanggapan:
yang pasti kiamat bakal makin deket. gak bakal makin jauh..
jangan dibincangkan soal kiamat, memang akan berpusing pening otak kita.
yah, sebenernya poin dari postingan ini lebih ke global warmingnya sih.. bukan ke kiamatnya.
=D
postingnya bagus :D
ini yg dicari dr isu" 2012 yg simpang siur hehe
Posting Komentar