setiap hari kita selalu mengucapkan terima kasih. namun dari sekian banyak terima kasih yang terucap, rasanya tidak semua benar-benar merupakan ungkapan terima kasih. banyak diantara terima kasih itu hanya sekedar kata-kata. kata-kata tanpa makna, karena terima kasih sudah mulai kehilangan maknanya.
saya masih ingat ketika masih aktif sebagai salah satu anggota pecinta alam tempo hari. setiap selesai diberi hukuman push up beberapa seri, selalu ada rasa dongkol. tapi setiap selesai diberi hukuman itu pula kami diwajibkan mengucapkan terima kasih kepada senior yang sudah memberikan hukuman.
terima kasih sudah tidak lagi diucapkan sebagai bentuk penghargaan atas bantuan yang telah diberikan. kita mengucapkan terima kasih tidak lagi dalam makna yang sebenarnya. kita mengucapkan terima kasih kepada petugas di kecamatan yang baru saja mengenakan pungutan liar pada kita. terima kasih bukan diucapkan oleh pak bos kepada anak buahnya setelah pekerjaannya dirampungkan dengan baik, namun justru malah sebaliknya, diucapkan oleh anak buah kepada pak bosnya setelah bersusah payah mengerjakan pekerjaannya.
berterima kasih di depan namun berkeluh kesah di belakang. dan mungkin tidak hanya terima kasih, senyum kita pun mungkin hanya sekedar senyum penuh kepalsuan. apakah kita masih harus berbangga dengan predikat negara yang paling murah senyum sedunia ketika ternyata senyum itu tidak berasal dari hati lagi?
apakah memang bangsa kita adalah bangsa yang penuh dengan kepalsuan? penuh dengan paradoks?
dianiaya tapi berterima kasih.
susah tapi senyum.
naik haji tapi korupsi.
Jumat, Juni 12, 2009
Terima Kasih
Label: gaya hidup, sosial
Dirangkai oleh Rae pada 10:27:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 tanggapan:
bwahaha..kayanya lo satu2nya orang re, yang ngeliat award ini from a cynical point of view. well..way to go my friend..*salute*
Posting Komentar