Jam 3 pagi tadi aku terbangun.
Lantunan 'a song for a lover' dari Richard Ashcrof bergetar melalui selaput speaker Simbadda butut tepat sesuai impuls-impuls listrik yang dikirimkan mesin i-tunes dari laptop butut.
Bukan lagu itu yang buat aku terjaga, tapi suara lain. Sebuah suara berulang dengan tempo tetap laiknya metronome dengan volume yang diatur pada desibel rendah.
Suara itu datang tepat di tengah kamar. Suara yang dihasilkan dari droplet-droplet air hujan yang menyeruak melalui celah diantara genteng kuning genteng, yang kemudian tertampung di atas selapis tipis eternit plafon, dan kemudian termuntahkan melalui dudukan bohlam yang menggantung kosong.
Kesigapanku seketika terkumpul. Apalagi tak lama kemudian, pijar-pijar api kecil mulai menari-nari di liang yang sejatinya diperuntukkan untuk menaruh pantat bohlam. Segera kuatur setelan komputer pangku ke setelan hibernasi, kusingkirkan semua barang yang bisa menjadi inisiasi kebakaran hebat di tengah hujan rintik. Kuambil sesuatu untuk menampung tetesan agar tidak tertampar langsung ke permukaan lantai dingin.
Pukul 3 pagi dan ternyata hariku sudah dimulai. Dalam kondisi hidung tersumbat, di bawah pengaruh tenggakan satu botol penuh youC1000
Dan satu tablet decolgen, aku berjuang melawan kantuk buatan. Analgetik antipretik atau apalah yang kurutuki dalam hati meski kusadar sedang membutuhkannya.
Aku rindu kasur empuk di kamar yang tidak lembab, yang nyaman untuk merebahkan diri. Karena sungguh.. aku butuh istirahat.
Selasa, Desember 23, 2008
Catatan terbuka: aku butuh istirahat
Dirangkai oleh Rae pada 8:39:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 tanggapan:
Posting Komentar