pernah nggak lo ngerasa lebih dihormatin karena apa yang lo pake? ato mungkin lo justru disepelein karena sesuatu yang lo pake? buat gue kemeja adalah salah satu pakaian yang jarang banget gue pake. satu ketika, pas gue beli pulsa ke tempat langganan gue, kebetulan gue lagi make kemeja. si penjual yang biasa nyapa gue dengan kata "mas" tiba-tiba berubah jadi "pak". penampilan emang bakal ngebuat lo memiliki kelas sosial tertentu.
pertanyaannya kemudian adalah yang mana yang mengintervensi yang mana. faktor apa yang memberi persepsi kepada faktor laennya. apakah penampilan yang memberi justifikasi atas status sosial atau justru status sosial yang mempengaruhi penampilan? kalo nggak ngerti dengan kalimat barusan, gue kasih gambarannya deh. anak-anak yang make baju seragam mengindikasikan bahwa dia anak sekolahan, ini mendukung premis satu sedangkan ketika kita membicarakan mengenai seorang ustadz maka yang kita pikirkan adalah orang dengan baju koko, mungkin berjenggot, dan dahinya item-item (ini ngedukung premis kedua). gue rasa dua kemungkinan itu bisa jadi bener dan pendekatannya harus kasus per kasus. tapi yang pasti status sosial dengan penampilan bakal selalu berkaitan. ini yang perlu digarisbawahin.
seperti apa yang pernah gue bahas di bahasan beberapa waktu yang lalu, penampilan sangat bisa membawa persepsi yang salah. orang yang rambutnya acak-acakan dan bajunya gak pernah disetrika gak selamanya adalah gembel dan gak terhormat begitu juga sebaliknya, copet pun bisa aja berpenampilan rapi dan memakai dasi.
penampilan emang hal yang paling gampang dijadiin sebagai acuan untuk menilai status sosial seseorang. untuk mereka yang memilih penampilan yang berkonotasi dengan status sosial yang baik, adalah sangat manis kalo dia bisa menjaga persepsi-persepsi positif yang dibawa oleh penampilan itu. kalo aja ini bisa terjadi, mungkin gue nggak bakal pernah dapet pertanyaan dari sahabat gue yang beda kepercayaan. pertanyaan yang kemudian parahnya menggeneneralisir dan merusak seluruh persepsi yang selama ini sudah terbangun dengan baik. pertanyaan seperti, "cewek-cewek yang make jilbab itu tetep aja bajingan ya, rae?"
pertanyaannya kemudian adalah yang mana yang mengintervensi yang mana. faktor apa yang memberi persepsi kepada faktor laennya. apakah penampilan yang memberi justifikasi atas status sosial atau justru status sosial yang mempengaruhi penampilan? kalo nggak ngerti dengan kalimat barusan, gue kasih gambarannya deh. anak-anak yang make baju seragam mengindikasikan bahwa dia anak sekolahan, ini mendukung premis satu sedangkan ketika kita membicarakan mengenai seorang ustadz maka yang kita pikirkan adalah orang dengan baju koko, mungkin berjenggot, dan dahinya item-item (ini ngedukung premis kedua). gue rasa dua kemungkinan itu bisa jadi bener dan pendekatannya harus kasus per kasus. tapi yang pasti status sosial dengan penampilan bakal selalu berkaitan. ini yang perlu digarisbawahin.
seperti apa yang pernah gue bahas di bahasan beberapa waktu yang lalu, penampilan sangat bisa membawa persepsi yang salah. orang yang rambutnya acak-acakan dan bajunya gak pernah disetrika gak selamanya adalah gembel dan gak terhormat begitu juga sebaliknya, copet pun bisa aja berpenampilan rapi dan memakai dasi.
penampilan emang hal yang paling gampang dijadiin sebagai acuan untuk menilai status sosial seseorang. untuk mereka yang memilih penampilan yang berkonotasi dengan status sosial yang baik, adalah sangat manis kalo dia bisa menjaga persepsi-persepsi positif yang dibawa oleh penampilan itu. kalo aja ini bisa terjadi, mungkin gue nggak bakal pernah dapet pertanyaan dari sahabat gue yang beda kepercayaan. pertanyaan yang kemudian parahnya menggeneneralisir dan merusak seluruh persepsi yang selama ini sudah terbangun dengan baik. pertanyaan seperti, "cewek-cewek yang make jilbab itu tetep aja bajingan ya, rae?"
2 tanggapan:
ah dasar gembel doyan curhat... *ngabur*
ngaca dong....
ada juga situ yang curhat mulu...
lagian curhat gue elegan.
kalo tulisan gue essay mulu, pembaca" setia gue dari pasar abg kayak lu kan jadi pada ngabur.
he he he....
Posting Komentar