Rabu, Oktober 19, 2011

Strategi untuk Fadel


Sosok Fadel Muhammad sebenarnya menyisakan kontroversi. Sebagian besar orang mengagumi prestasi beliau baik ketika sebagai Gubernur Gorontalo, tapi tidak sedikit juga yang menuding beliau masih terjangkit penyakit lama Orde Baru.
Keputusan Presiden memberhentikan Fadel secara misterius sebenarnya bisa dimanfaatkan pihak Fadel. Sebagai menteri yang memiliki catatan cukup baik sekaligus pro rakyat, momen ini bisa dijadikan sarana promosi untuk jabatan yang lebih tinggi, presiden.
Langkah politik SBY mendepak Fadel bisa menjadi bumerang. Sebelumnya, SBY pun keluar dari kabinet Megawati untuk menyiapkan diri menjadi presiden. Dengan mencitrakan dirinya sebagai sosok yang di-“dzalimi”, SBY pun sukses mendulang suara untuk memenangkan kursi presiden medio 2004 yang lalu.
Adapun perbedaannya, jika dulu SBY mengundurkan diri, kini Fadel justru didepak. Dengan menggunakan strategi yang sama digunakan SBY dulu, Fadel harusnya bisa mendulang simpati lebih banyak lagi, karena dia lebih ter-“dzolimi” (dan lebih ganteng =P). Langkah politik SBY ini dapat berubah menjadi bumerang. Adalah sebuah tamparan telak bagi kubu SBY apabila hal ini terjadi.
Pertanyaan utamanya kemudian adalah, relakah Golkar, terutama sang ketua umum, mencalonkan Fadel Muhammad sebagai presiden pada pemilu 2014 mendatang? Mengingat ambisi Aburizal Bakrie pun cukup tinggi untuk menjadi RI-1.

*Jarang-jarang nih tema current affair masuk ke blog ini. Hehehe.

Selasa, Oktober 04, 2011

Cukup Satu Kali Mandi Dalam Sehari


Seperti lazimnya anak-anak Indonesia lainnya, saya mandi dua kali sehari. Namun kebiasaan itu berubah ketika kuliah. Aktifitas yang tak tentu membuat jadwal mandi turut menjadi tak tentu. Akhirnya jatah mandi terpangkas menjadi hanya sekali dalam sehari. Ini adalah kondisi umum, namun ada juga saat-saat di mana saya mandi tetap dua kali sehari.

Semenjak itu, saya biasanya mandi sebelum memulai aktifitas. Mandi di pagi hari atau agak siangan. Mandi sore menjadi jarang dilakukan. Biasanya karena sudah kecapekan dan sudah terlalu larut ketika sampai di kamar kosan. Alasan konservasi air dan penghematan tentunya juga menjadi pertimbangan.

Semenjak itu mandi sore menjadi tidak penting. Mandi pagi sudah cukup mewakili 24 jam yang ada. Namun semua berubah ketika negara api menyerang bekerja di perkebunan tebu. Bergumul dengan tanah dan debu yang beterbangan dari pukul 07.00 sampai (minimal) 16.00 membuat mandi sore menjadi hal yang tak terhindarkan. Mandi sore menjadi penting dan semacam keharusan.

Di titik inilah, kebiasaan saya kembali berubah. Semenjak itu saya menjadi rajin mandi sore (untuk menggantikan mandi pagi).