Selasa, Agustus 26, 2008

mind-set

jangan pernah mengambil keputusan ketika lo nggak dalam posisi yang siap untuk mengambil keputusan!

gara-gara pilek, gue jadi nggak bisa mikir panjang dan menyepakatin sesuatu yang sebenernya gue nggak sepenuhnya setuju. dalam sebuah diskusi yang penuh dengan jungkir balik, tipu muslihat, metafora, dan tanda tanya besar (ditambah kapasitas otak gue yang nggak bisa maksimal mengolah data karena lagi flu berat), temon memberikan "nasehat" kepada juniornya ini tentang pernikahan (umur emang mempengaruhi orang untuk menjadi dominan dalam beberapa bahasan). mengutip judul bab dari buku yang baru saja dibaca, dia pun bilang untuk jangan pernah merubah mind-set hanya untuk mengikuti mind-set pasangan lo! yah, kurang lebih begitulah... dan dengan bodohnya gue langsung menyepakati kata-kata itu tanpa memikirkan lebih lanjut implikasinya.

mind-set buat gue bukanlah sebuah gaya (style), karena di dalam mind-set terkandung nilai-nilai benar-salah. mind-set emang sesuatu yang penting dan seringkali lebih baik dibiarkan bebas merdeka menjadi budak pemiliknya. tapi merubah mind-set jangan dipandang sebagai sesuatu yang fatal. seperti dokter memandang jantung. yah, mungkin mind-set dapat dianalogikan sebagai jantung pemikiran seseorang. jantung adalah organ terakhir yang diutak-utik dokter di dunia. mereka sudah berbicara jauh tentang ginjal, usus, hati, dan organ-organ lainnya, tapi tidak dengan jantung! bahasan-bahasan mengenai jantung bisa dibilang jauh terlambat dilakukan dibandingkan dengan organ-organ lainnya.

merubah mind-set bukanlah sesuatu yang haram. merubah mind-set memang adalah sebuah lompatan besar yang seringkali memang berbahaya. seperti merubah kepercayaan atau agama. tetapi perlu juga diingat bahwa menjadi manusia yang terbuka dengan berbagai pemikiran gue rasa adalah sebuah keniscayaan untuk menggalang kearifan dalam hidup. dan sebaliknya menutup rapat mind-set kita dari intervensi orang lain hanya akan membawa kita dalam sempitnya tempurung kehidupan.

bagi orang kongo durian adalah makanan gajah. hal itu terus tertanam di otak mereka sampai indonesia mengirimkan pasukan perdamaiannya ke kongo. ketika orang kongo melihat tentara indonesia memakan durian, mereka baru tau kalo durian juga bisa dimakan oleh manusia.

3 tanggapan:

Anonim mengatakan...

mbew..wew..wew..

wadoooh saya merasa reputasi sayah yang sudah hancur lebur ini tercemari he..he..

mangka dari itu saya berniat untuk menggunakan hak jawab saya di sini.

(kalo pas ngecek blom keluar linknya bentar yah lg di susun, baru linknya dl yg jadi :P )

Anonim mengatakan...

err... gabisa bilang setuju apa ngga sama rae. Karena SEPERTI JUGA temon, Rae itu nulisnya seringkali muter2. Jadi sayah suka bingung sama kesimpulannnya Rae (dan Temon)

Tapi kira2 sayah setuju lah kalo mindset itu bisa aja berubah, (mungkin dengan cepat), fleksibel aja gitu hidup tuh..

<< dasar komen ga jelas (kata Rae dan Temon)

Anonim mengatakan...

iya neh betul nggak jelas he..he..
seuteujuuu hidup pleksibel tapi bukan mencla-mencle ;)