Kamis, Juli 17, 2008

Setega itukah kita membuang makanan?

era pangan murah sudah berakhir. sebuah majalah pertanian besar di negeri ini menuliskan kata itu besar-besar di kertasnya. sadar atau tidak, memang harga pangan yang kita nikmati selama ini amat murah. bandingkan jika kita harus makan di banyak negara lain, apalagi di negara miskin dengan warga yang dianngap sebagai warga dunia kelas III.

saya rasa semua dari kita sudah sadar kalau yang namanya petani adalah orang-orang yang selalu saja terpinggirkan, padahal mereka punya peranan paling vital dalam penyediaan pangan kita semua. selama ini kita bisa menikmati makanan yang enak, bergizi, dan murah di atas kesengsaraan petani dan keluarganya. tidakkah ada sedikit rasa bersalah di diri kita ketika kita tidak menghabiskan makanan kita? kita sudah memaksa petani-petani itu untuk menjual hasil jerih payah mereka dengan harga yang membuat mereka tidak berkutik hanya untuk dibuang-buang.

ketika harga beras tiba-tiba melonjak tinggi kita selalu saja protes merengek-rengek. dengan mengatasnamakan rakyat kecil, kita selalu menuntut harga pangan yang murah. tetapi sekali lagi, kita terlampau sering menyia-nyiakan harga yang murah itu.

dan kini, era pangan murah sudah berakhir. bukan karena petani sudah berhasil mendapatkan posisi tawar yang lebih baik, tapi karena memang adanya krisis pangan global.

masih tegakah kita membuang-buang makanan kita begitu saja?

Senja di sawah (Rancaekek, 2006)

6 tanggapan:

Anonim mengatakan...

Rae... warnanya ga nyaman nih :(

Rae mengatakan...

mohon maaf atas ketidaknyamanan yang telah anda alami. kami sudah berusaha untuk memperbaikinya dengan mempertimbangkan aspek kenyamanan konsumen maupun beberapa nilai yang ingin kami tawarkan.
semoga berkenan.

rumputpagi
press director

temon mengatakan...

heleh ngaku" press director, biasanye yg ngomong kek gitu seh CSR trus pasang tampang lugu (baca: bodo) berusaha cuci tangan :P

@dnd
langganan feed-nye baca pake reader ajah he..he...

-=temon the traffic killa=-

Rae mengatakan...

@temon
bukannya apa-apa,mon. Masalahnya gue gak punya cukup duit buat ngegaji Mbak-mbak nan ramah buat ngejawab keluhan pelanggan.
=b

Vika mengatakan...

Rae...
Kerenn....isinya!
GMSK bgt...ehh salah ya??? IPB bgt dahh klo gt....
;) Long time no see....

Anonim mengatakan...

Petani, potret profesi penting yang dimarginalkan, bersama-sama dengan guru, dan TKI.

Menghabiskan makanan sudah mendarah daging dalam hidup saya, sampe2 sering kepengen menghabiskan makanan piring sebelah yang semena-mena dimubazirkan. Tapi norma kesopanan menghalanginya