Kamis, Maret 04, 2010

Dasi dan Selendang

Memilih pakaian tentunya selalu memperhitungkan dua aspek, fungsi dan estetika. Pakaian yang dapat melindungi tubuh dan nyaman dikenakan harusnya menjadi pertimbangan pertama. Baru kemudian indah tidaknya pakaian tersebut dilihat yang menjadi perhitungan.

Anomali terjadi pada dasi dan selendang. Pada hakikatnya, dasi dan selendang sama sekali tidak memiliki fungsi. Kedua jenis pakaian ini digunakan hanya untuk kepentingan estetika belaka. Mungkin beberapa orang ada yang memfungsikan ujung dasi atau selendang untuk mengelap mulut sehabis makan. Tapi tentu harusnya bukan itu fungsi kedua benda tersebut.

Jika dilihat dari sisi kepentingannya yang hanya untuk memenuhi syarat estetika, maka dasi dan selendang lebih tepat dikatakan sebagai aksesoris, bukan sebagai pakaian. Namun demikian, beberapa orang memposisikan benda ini, khususnya dasi, sebagai batas kepatutat pakaian untuk dikategorikan sebagai pakaian resmi. Beberapa kantor menghendaki karyawannya selalu berdasi. Di pesta-pesta yang sifatnya resmi pun demikian, yang pria berdasi sementara yang perempuan berselendang melengkapi kebayanya.

Maka jadilah dasi dan selendang berada pada status abu-abu. Di antara pakaian dan aksesoris. Tidak bisa disebut pakaian karena tidak memiliki fungsi. Tidak pula bisa dikatakan sebagai sekedar aksesoris karena kehadirannya menjadi syarat formal tidaknya sebuah pakaian.

0 tanggapan: