Rabu, Januari 13, 2010

ideologi

dengan alasan menutupi defisit anggaran, pemerintah kota pekanbaru akhirnya memberlakukan pajak daerah sebesar sepuluh persen untuk nasi bungkus. ironis, ketika salah satu propinsi terkaya di indonesia justru lebih memilih untuk meminta kepada rakyat kecilnya, bukan dari mereka yang mapan yang bekerja di perusahaan-perusahaan multinasional di sana.

mungkin keadaan seperti ini juga yang kemudian membulatkan tekad H. Misbach untuk kemudian bergabung dalam gerakan awal PKI. marah dengan kraton yang tidak henti-hentinya menghisap darah rakyat dan kecewa dengan melempemnya perjuangan HOS Cokroaminoto dengan Muhammadiyahnya serta Serikat Islam yang justru sibuk memperkaya diri sendiri.

tidak banyak yang mengenal siapa H. Misbach saat ini. wajar saja, "fatwa haram" komunis oleh pemerintah orde baru memang membuat tenggelam banyak nama pejuang komunis di Indonesia. padahal kalau mau kita gali, kontribusi orang-orang komunis terhadap kemerdekaan Indonesia tidak bisa dibilang kecil. mulai dari aktivis-aktivis yang "menculik" Soekarno ke Rengasdengklok untuk memaksanya menyatakan kemerdekaan Indonesia sampai Ki Hajar Dewantara adalah orang-orang komunis.

tulisan ini tidak ditujukan untuk membela atau memutihkan nama PKI. mungkin memang CIA memainkan peran belakang panggung yang luar biasa hebatnya pada medio 1965 yang lalu. tidak bisa disangkal bahwa memang ada keterlibatan beberapa petinggi PKI dalam gerakan tersebut seperti yang dipaparkan oleh John Roosa. namun apa tujuan semua itu? semua masih kabur.

ide yang ditawarkan pada tulisan ini lebih membahas mengenai komunisme sebagai sebuah ideologi. dilarangnya ideologi ini di Indonesia lebih disebabkan karena pemberontakan Madiun dan G30/S-PKI. sebenarnya tidak adil memutus haram suatu ideologi hanya karena satu dua tindakan. bayangkan saja bagaimana tidak logisnya apabila Islam dilarang hanya karena adanya gerakan NII-DI/TII yang ingin makar atau karena FPI main hakim sendiri mengacak-acak tempat yang mereka sebut maksiat.

dalam perkembangannya komunisme pun memiliki banyak mazhab, ada leninisme, maoisme, anarcho-communist, dan lain-lain. kalau memang ada hal-hal yang bertentangan dengan ideologi pancasila, bukan tidak mungkin mengadopsi komunisme dengan citarasa yang lebih Indonesia.

kebencian masyarakat terhadap komunis sebenarnya lebih disebabkan sentimen tanpa alasan. alasan atheisme dengan mudah dapat dipatahkan. jika memang komunisme tidak mempercayai tuhan, lantas bagaimana mungkin komunis jutru masuk ke Indonesia pertama kali melalui organisasi Serikat Islam?

sebagai sebuah ideologi yang berlandaskan materialisme, komunisme memang cenderung mengabaikan eksistensi tuhan. tapi hal ini tidak membuat mereka bisa dicap sebagai atheis. lawan utama komunisme, kapitalisme, pun melandaskan prinsip-prinsip materialisme dan cenderung mengabaikan eksistensi tuhan. tapi mengapa ideologi ini dapat lebih diterima di Indonesia? kedua ideologi ini bukanlah sebuah paket dengan harga pas yang tidak dapat ditawar. lihat saja bagaimana H. Misbach yang berjuang bersama komunis dengan tetap meletakkan Al-Quran sebagai landasannya.

obrolan ideologi memang bukan makanan ringan yang bisa disantap santai di warung-warung kopi. banyak orang yang mengaku pancasilais tetapi mengancam akan membunuh siapapun yang ingin membangkitkan kembali komunisme. di mana letak kemanusiaan yang adil dan beradab-nya? maka mahfumlah apabila sedikit yang paham benar dengan apa itu komunisme. pancasila pun saat ini hanya sekedar lima sila tanpa makna yang menggema tanpa jiwa di upacara hari senin.

tidak banyak yang tahu bahwa tataran ideal komunis adalah sebuah masyarakat yang adil, sejahtera, dan bahagia, pun menyenangkan. tidak banyak yang paham bahwa komunis yang menganut paham internasionalisme (lawan dari nasionalisme) adalah penentang keras setiap bentuk penjajahan di muka bumi ini.

saya sendiri tidak dalam posisi mendukung berkembangnya komunisme di Indonesia. tapi saya juga tidak akan melarang-larang. kalau Islam pun bisa semoderat PKS, maka komunisme maupun ideologi-ideologi lainnya pun bisa menjadi moderat.

buat saya, semua ideologi adalah utopia, sesempurna apapun ideologi tersebut. karena dalam praktiknya, ideologi tersebut tetap harus dijalankan oleh manusia, yang memiliki berjuta kealpaan.

1 tanggapan:

Anonim mengatakan...

wah gawat lw! gw jd bikin postingan deh gara2 postingan lw yg ini.tenang aj,gw link ke sini kok.-anggi-