Rabu, Desember 09, 2009

lagu lama menyatukan dua dunia

ruang besar atau kecil, bangunan angker atau berbunga-bunga, patung atau kaligrafi - semuanya kemeriahan panca indera untuk memuliakan Tuhan.

(Goenawan Muhammad)

sebenarnya tidak ada masalah dengan dilarangnya menara masjid di Swiss. toh, tanpa menara, ummat Islam masih bisa melaksanakan ibadahnya tanpa mengurangi sedikitpun maknanya. Menara hanyalah perlambang yang tidak esensial - berbeda halnya jika yang dilarang adalah pembangunan masjid atau pemakaian jilbab.

meskipun demikian, jangan salahkan juga jika ummat Islam bereaksi keras terhadap hal yang terlihat sepele ini. permasalahan yang ada bukan keberadaan materialistik dari menara masjid, akan tetapi lebih kepada apa yang mendasari pelarangan ini.

pelarangan menara masjid di swiss diputuskan melalui referendum rakyatnya dengan hasil lebih dari 57% warga swiss menolak pendirian masjid dengan kemenangan di 22 dari 26 propinsi yang ada di swiss. dari sini kita sudah bisa melihat bahwa ada ketakutan rakyat swiss terhadap islam.

jika ditarik lebih lebar, ketakutan akan islam tidak hanya terjadi di swiss, akan tetapi sudah mulai menginfeksi keseluruhan eropa. demonstrasi anti islam garis keras yang berubah menjadi demonstrasi anti islam (saja) di inggris, pelarangan jilbab di sekolah-sekolah umum perancis, pembuatan kartun yang menghina nabi Muhammad SAW di Denmark, dan kontroversi pendirian masjid terbesar se-eropa di jerman telah menjadi pembuka islamophobia sebelum keputusan swiss melarang pembangunan menara masjid.

ketakutan ini sendiri memang bukan tanpa alasan. adanya kelompok islam garis keras yang kerap menebar teror dengan sasaran orang-orang barat (amerika serikat dan eropa) harus kita akui dengan sesadar-sadarnya. maka dari itu mengetahui akar permasalahan menjadi penting, karena dengan demikian kita bisa mendapatkan panduan tepat dalam menentukan solusi yang diambil.

penolakan atas kebijakan yang sangat diskriminatif memang sangat diperlukan. dengan langkah apa hal itu dilakukan, inilah yang harus dipilih dengan cermat. melakukan demonstrasi dengan poster-poster yang provokatif rasanya bukanlah pilihan yang tepat. apalagi jika sampai melakukan perusakan yang ujung-ujungnya hanya menimbulkan rasa tidak nyaman. hal ini sama saja dengan menebalkan anggapan bahwa islam memang agama dengan ummat yang brutal.

komunikasi dunia barat dengan islam yang damai harus lebih sering dijalin. sudah saatnya islam membuka dirinya kepada dunia. mengundang masuk - bukan hanya mempersilahkan, tapi mengundang - siapa saja dengan senyum terindah ke lingkungan kita. izinkanlah mereka satu kesempatan untuk memahami apa yang kita rasakan. memahami bahwa islam sebagai (mungkin) satu-satunya agama yang tidak hanya mengatur urusan akherat saja.

semua pemaparan di atas sebenarnya hanyalah lagu lama yang kembali dimainkan dengan aransemen berbeda. sebuah lagu usang yang mulai membosankan mengenai bagaimana cara menyatukan dua dunia. akan tetapi lagu ini akan terus berkumandang selama paparan ini hanya berhenti sebagai sekadar pendaran layar monitor atau sapuan tinta di atas kertas.

how long must we sing this song? (Sunday, bloody sunday - U2)

1 tanggapan:

MaYaNG's mengatakan...

sebuah lagu usang yang mulai membosankan mengenai bagaimana cara menyatukan dua dunia.

only in hate that love exist
only in a chaotic world that peace would mean something