Senin, Juni 30, 2008

memanusiakan kembali manusia Indonesia

beberapa kasus kekerasan akhir-akhir ini lagi jadi pembicaraan di media. Genk Nero, bentrokan mahasiswa, sebut aja! terus terang gue bingung, apa dasar doktrin yang selalu dicekokin ke anak SD yang bilang kalo yang namanya orang indonesia itu ramah-ramah, berbudi pekerti yang luhur, dan seterusnya dan seterusnya. apakah kita udah mulai kehilangan sifat asli kita? atau sifat asli kita yang katanya bagus-bagus itu sebenernya gak pernah ada?

gue rasa opsi kedua adalah opsi yang terlalu pesimis. gue yakin bangsa kita adalah bangsa yang santun, dan bla bla bla... tapi masalahnya, fakta telah berbicara sebaliknya. artinya mungkin telah ada kesalahan pemahaman dalam menyikapi hidup ini sehingga kekerasan menjadi pilihan yang semakin diprioritaskan.

orang-orang yang lebih senior sering bilang ke gue kalo yang namanya hidup itu keras. saling jegal, saling sikut, makan temen itu adalah hal biasa. dan kehidupan gue sekarang ini (yang sangat identik dengan kehidupan mahasiswa) sama sekali belum ada apa-apanya dibandingan kehidupan di dunia nyata. maka dari itu, kemudian ada orang-orang yang sudah merasakan pahitnya kehidupan dunia nyata merasa perlu untuk "mengedukasi" adik-adiknya yang masih mahasiswa guna mempersiapkan mereka menghadapi dunia nyata. pikiran-pikiran inilah yang melahirkan penggemblengan ala ospek yang sarat dengan plonco-ploncoan.

apakah dunia emang keras? gue rasa jawabannya relatif. dunia akan jadi keras ketika orang-orang yang tinggal di dalemnya merasa harus menjadi keras. hidup juga bisa jadi lembek kalo orang-orang yang tinggal di dalemnya ngerasa hidup dengan santai-santai aja gak apa-apa. orang-orang yang merasa perlu mempersiapkan penerusnya untuk dicemplungkan ke dunia yang keras adalah orang-orang yang memandang bahwa kehidupan adalah sebuah kondisi yang terberikan. padahal setiap individu manusia punya kemampuan untuk merubah kehidupan.

kehidupan manusia saat ini mungkin memang keras, bahkan mungkin terlampau keras. seandainya ada lebih banyak lagi orang yang mau berfikir bahwa kehidupan akan lebih baik kalau kita perlunak, rasanya tidak perlu ada korban yang jatuh di IPDN, STPDN, maupun STIP.

3 tanggapan:

Anonim mengatakan...

ya tergantung org2nya.. emang bener kita bisa memperlunak kehidupan yg keras kox.. ato sebaliknya..

yah semoga org2 berpikiran kolot itu tidak banyak tersisa lg dan pada berpikiran up to date.. kaya KASPERSKY 7..de el el..

Anonim mengatakan...

kehidupan keras bukan berarti harus melakukan kekerasan fisik dengan orang lain. yang kaya gitu mah cuma dendam buta..

temon mengatakan...

ah nggak gitu" amat biasa aja, you're what you think

Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one. -Albert Einstein-

betul kata imam, jadi pada intinya ini masalah mindset aja