Selasa, Oktober 23, 2007

indie dan kebebasan berfikir

satu badge selalu menggantung di bagian belakang tas saya. tulisannya "straight edge drugs free youth xxx". satu-satunya yang tersisa dari diri saya atas pengembaraan yang telah lama saya tinggalkan. pengembaraan bersama komunitas underground yang sangat-sangat independent. komunitas indie diikat oleh budaya musik yang kuat. kalau di era 80-90an sangat kental nuansa undergroundnya, sekarang komunitas indie sudah lebih terbuka dengan masuknya berbagai jenis musik mulai dari trash sampai musik new wave.

sebagai orang lama yang baru selesai dorman dari hiruk pikuk dunia indie, terus terang saya cukup kaget dengan perkembangan scene indie dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. rupanya saya sudah tertinggal jauh. saya tidak lagi bisa memahami jalan berfikir anak-anak indie. bahkan saya melihat orang-orangnya pun sudah berubah.

jika 10 tahun yang lalu anak-anak indie hanyalah orang-orang yang dianggap sebagai sampah masyarakat (dan orang-orang yang menyampahkan diri mereka sendiri), sekarang semua itu sudah berubah. kesederhanaan yang dulu menjadi identitas komunitas indie telah lenyap tak berbekas. tidak ada lagi anak-anak grunge yang cuek mencari-cari sisa makanan orang yang tak habis di meja-meja restoran fast food (seperti yang dulu biasa dilakukan teman-teman saya). anak indie hari ini dibekali mobil yang nyaman, bahkan terkadang lengkap dengan sopirnya.

tidak ada lagi kaos-kaos murahan dengan tulisan yang isinya kritikan. sekarang distro lebih mirip butik ketimbang media propaganda. kalo dulu saya beli badge straight edge dengan harga sampah, sekarang harga barang-barang di distro semakin tidak masuk akal.

dulu fanzine amat ala kadarnya. majalah yang dibuat dengan serampangan, dengan tulisan yang berisi berbagai hal mulai dari referensi band, review gigs, sampai kritikan-kritikan yang sifatnya destruktif, sekarang sudah berubah. fanzine kini telah menjelma dalam halaman maya, bukan lagi lembaran fotokopian lusuh. memang tidak salah, tapi kenapa sekarang isinya berubah? tidak ada lagi tulisan yang mempertanyakan ketidakadilan. sekarang isinya lebih banyak tentang hal-hal yang berifat keduniawian. bahkan saya tidak habis pikir, kenapa harus mereview kehidupan seorang cewek cantik (secara rutin pula!)? fanzine sudah tidak beda dengan majalah-majalah remaja seperti "Hai" yang telah terjebak dalam selera pasar dan tidak lagi jujur dengan hati.

indie yang berasal dari akar kata independent pada awalnya adalah media untuk menyalurkan apa-apa yang disukai oleh orang-orang yang selama ini termarjinalkan. tempat di mana orang-orang kecil bisa didengar dan eksis. sungguh saya tidak dapat membohongi hati saya. siapa orang-orang yang ada di dalam komunitas ini saat ini? mengapa saya merasa dikhianati oleh komunitas yang pernah memberikan banyak pelajaran bagi saya, ataukah saya yang terlampau kolot? kurang terbuka dengan perubahan yang ada saat ini.

semua sah-sah saja. saya tidak berharap komunitas indie kembali seperti dulu lagi. ketika punk masih berjaya, bukannya pop retro. ketika mohawk masih dibuat dengan lem kayu, bukannya hasil tangan-tangan banci salon. saya juga tidak lantas membenci mereka yang ada saat ini. semua itu soal pilihan. dan bagi saya, komunitas kebanyakaan saat ini lebih banyak perbedaannya dengan saya ketimbang persamaan visi yang kita miliki. saat ini saya masih mencari media pembebasan diri saya. karena komunitas indie tidak lagi banyak memiliki saluran untuk hal itu. saat ini media blog lebih menjadi pilihan yang rasional di mana pemikiran terburuk pun dapat disampaikan dengan gamblang.

didedikasikan untuk ditha desfiana yang sudah mengajak saya bernostalgia sekaligus melongok jauh ke depan dalam luapan waktu.

7 tanggapan:

Anonim mengatakan...

Aku mencium aura idealisme yang amat sangat kuat.

Masihkah aura ini bertahan sampai sekarang?

Semoga ya. :)

Sekaligus heran, kalau memang rae bisa melakukan propaganda sekental ini, mengapa dia cenderung autis di erepublik.com?

Rae mengatakan...

huakakakakakak....

kan di erepublik masih ada lu, bong...

we don't need two giants,,,
maksudnya autis itu gimana yah? saya kan emang cenderung antisosial...
:))

Anonim mengatakan...

Giants? Tim softball itu yak?

Hahhahahaa. Gak segitunya lah

Iyalah rae autis. Duniamu di blog ini meluap-luap idealismenya. Tapi gak dibawa ke erep. :) Malah yang nerbitin media berlabel "ezine" orang lain.

Bikin lah rae, "eRepublik dari Kacamata seorang Rae" Pasti kueren tuh. Aku ikutan ngeVote. :))

Ahahahhahaaa. Ah sudahlah. Kok ngomongin erep.

Rae mengatakan...

he he he....

coba di erepublik search RumputpagI. terus baca tulisan" gue. tulisan gue berkembang koq di situ. masih penyesuaian dengan dunia erepublik.
:D

math40master mengatakan...

ahahahaha, erep....

Unknown mengatakan...

Raeeeee,,bisnis berspirit indie?
hehe, kasian jg kalo indie kini berakhir jadi bias sebuah trend...

Rae mengatakan...

yah gitu deh, leb. sama aja kayak nasibnya che guevara. mukanya jadi terkenal di mana-mana karena sering mejeng di kaos anak gaul, padahal belum tentu tu orang yang make ngerti siapa itu che.