Sabtu, Juli 15, 2006

semua hikayat untuk diambil hikmahnya bukan?

secara mendadak tiba-tiba saya terbangun dari tidur. lalu memandang ruang sekitar. saya tidur di sofa depan tivi rumah om saya. saya sendiri dan jantung saya berdebar.setelah semua kesadaran terkumpul, saya ambil telepon selular yang tergeletak di lantai kayu. 4.32. belum shubuh. dan saya terus berusaha mengingat apa yang menyebabkan jantung saya begitu berdebar. oh... rupanya... saya baru bermimpi. tetapi saya tidak ingat apa yang saya impikan. agaknya begitu dahsyat hingga menstimulasi jantung. saya mencoba merunut apa yang baru terekam dalam alam khayal otak kanan. rupanya tahulah saya apa yang baru terpatri.

mimpi yang konyol (tetapi mimpi berhak untuk bertindak apa saja, jadi kekonyolan ini menjadi tidak relevan.). yah.. saya mimpi menikah. ini cukup mengejutkan, mengingat saya jarang bermimpi (dan lebih jarang lagi menangis). menikah dengan seorang gadis manis yang mengenakan gaun putih-biru muda. amat manis dikenakannya. siapa orangnya? maaf, saya tidak terlalu terbuka untuk hal itu. toh, ketidaktahuan ini tidak mengurangi esensi yang ingin saya sampaikan.tapi kalo kamu masih penasaran, sedikit petunjuk, saya memang menyukai perempuan ini. upacara pernikahan akan segera berlangsung. ketika prosesi dimulai... entah kenapa tiba-tiba saya melakukan kesalahan, sehingga prosesi harus diulang. dan kesalahan yang kurang lebih sama terulang kembali... bodohnya...

pada percobaan ketiga... tiba-tiba hujan lebat datang. ini adalah badai terburuk yang pernah saya lihat. listrik padam. upacara pun dibatalkan. di sela pikuk ramai pengunjung yang mempermasalahkan badai ini, saya menarik mempelai perempuan saya ke satu sudut ruangan yang tidak terlalu terganggu dengan pikuk orang ramai. di sana saya berkata tanpa ada bata barang sedikitpun.saya bilang: cukup sampai di sini. agaknya saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. saya pun mengakhiri ucapan saya dengan sebuah kecupan yang amat berarti bagi saya, (dan juga mungkin bagi dia?).

kembali pada pagi buta di ruang tivi...

saya termenung.apakah saya harus disadarkan dengan mimpi untuk menampar saya?bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat kita capai. sebuah teguran keras menerpa.untung hanya melalui mimpi.

yah...

untung hanya mimpi...

0 tanggapan: