Digdayanya Amerika Serikat sampai-sampai ribuan bahkan jutaan orang di dunia berusaha datang ke sana untuk mengadu nasib. Itulah benang merah dari flm Crossing Over. Diceritakan dalam beberapa fragmen, nasib para imigran dari berbagai latar budaya yang datang bukan hanya untuk uang, tapi juga demi mendapatkan kewarganegaraan. Bagaimana haru-biru perjuangan imigran ini sampai dapat mengucapkan sumpah untuk menjadi warga negara Amerika Serikat.
Hal yang sama mungkin yang mendasari Warga Yahudi "pulang kampung" ke Tanah yang Dijanjikan, The promised land. Merasa Tuhan telah menjanjikan cukilan tanah di perbatasan tiga benua tersebut sebagai haknya, maka apapun akan mereka lakukan. Meraka tidak merasa sedang mengokupasi siapapun. Mereka hanya merasa sedang memperjuangkan haknya.
Untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, manusia akan mengusahakan banyak hal, termasuk berpindah. Rasulullah pun mengajarkan hijrah. Lalu bagaimana dengan Jakarta? Dengan segala baik dan buruknya, Jakarta masih mampu menarik banyak orang untuk mengadu peruntungannya di metropolis ini. Sebagian berhasil, sebagian gagal. Di manapun rasanya ceritanya akan sama. Tapi untuk saya, Jakarta punya rasa yang sedikit berbeda dibandingkan dengan Amerika Serkat atau tanah yang dijanjikan. Buat saya, Jakarta lebih mirip lubang hitam. Sesuatu yang tidak hanya menarik, tapi juga menelan apapun yang masuk ke dalamnya.
Apapun itu, sebagai penutup, mari kita nikmati lagu dari Bangkutaman. Sebuah persembahan untuk Jakarta.
Jumat, Januari 07, 2011
Lubang Hitam itu Bernama Jakarta
Label: ambisi, catatan terbuka, film, musik
Dirangkai oleh Rae pada 10:39:00 AM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 tanggapan:
Jakarta. Seakan rizki-nya Allah itu bisa berlimpah-nya di Jakarta aja ya. Paradigma ini yg kurang pas. Sayapun s4 merasa sperti itu, ga prestise klo ga di Jakarta.
Tapi Alhamdulillah, saya (sampai dg saat ini), masih dipilihkan Allah untuk hidup di Jogja, pilihan yg amat sangat saya syukuri ;)
Cheers, Ra3 :)
yang bikin penasaran adalah : itu Bangkutaman syuting jalanan jakarta jam berapa ya?? bisa kuosong melompong begituh,,
pertanyaan mayang berbobot amat sih.. hahahaha
Posting Komentar