Senin, Maret 16, 2009

Ini Soal Selera, Bukan Kualitas

perjalanan musik di setiap generasi pasti punya perjuangannya masing-masing. masih inget gimana koes ploes berusaha melawan Bung Karno yang benci musik rock (Bung Karno menyebutnya musik ngak ngik ngok) karena menilai rock adalah produk barat yang tidak sesuai dengan falsafah budaya indonesia. masih ingat bagaimana koes ploes akhirnya memberikan sederet antitesis melalui lagu Nusantara, Nusantara 2, Nusantara 3, dan seterusnya. mereka berusaha menunjukkan bahwa aliran musik tidak memiliki korelasi apapun dengan nasionalisme.

inget juga gimana musik metal mati-matian berjuang melawan persepsi umum untuk dapat diterima sebagai aliran musik bukan murahan di akhir 80-an. sampai akhirnya metallica membuat "proposal perdamaian" antara "selera pasar" dan "idealisme metal" sehingga musik metal dapat diterima oleh banyak orang.

setiap masa punya perjuangannya masing-masing, hip-hop, grunge, punk, bahkan musik melayupun punya ceritanya masing-masing. dulu banyak orang yang mempertentangkan antara musik major label dengan musik indie label. tapi kemudian perbedaan nilai antara keduanya sudah semakin bias, hingga kemudian orang-orang indie (entah karena pembenaran mereka yang mulai memakai cara-cara major label dalam berdagang) lebih sepakat membedakannya menjadi musik bagus dan musik tidak bagus.

bicara tentang musik, rasanya tidak adil jika menggunakan batasan-batasan objektif sebagai bahan penilaian. musik adalah soal selera, sesuatu yang subjektif, dan tidak bisa disamaratakan antar orang. jika kita ingin memberi cap sebuah musik itu Bagus maka pasti akan mendapatkan resistensinya dari sebagian orang, begitu pula ketika kita menilai sebuah musik itu jelek, pasti akan menimbulkan resistensi dari orang yang lain.

rasanya lebih tepat jika membedakan musik antara Disukai dan Tidak Disukai. tentunya penilaian ini akan menjadi berbeda dari tiap orang. tidak perlu lagi ada cela-celaan terhadap salah satu genre musik tertentu. gak perlu ngehina rock sebagai musik ngak ngik ngok, gak perlu juga david naif ngejelek-jelekin kangen band mulu. musik adalah soal selera, maka dari itu jujurlah kepada diri sendiri tentang selera kita. kalo emang hobinya musik melayu, silahkan garap itu. kalo sukanya musik metal silahkan dengerin lagu itu. perbedaan genre bukan menunjukkan kelas, karena genre tidak dibatasi dengan garis horisontal yang memisahkan atas dan bawah. yang dibutuhkan adalah saling menghormati dan memberi kesempatan bagi semua jenis musik untuk dapat berkembang.

6 tanggapan:

Silmi Kaffah mengatakan...

iya, kan pilihan kita juga yang bikin musik itu bisa survive di industri carut marut yang labelnya masih pada ga bener.
tapi, ya udah juga ya, kalo udah berdasarkan selera udah ga bisa ada yang dibahas lagi. abis aja gitu kan. selera, men. susah.
hahahahahahahahaha ngomong apa coba tuh gua

Rae mengatakan...

untuk ukuran anak SMP, omongan lo udah keren banget... SUMPAH!!
HWWKWKWKWKWKWK,,,

Anonim mengatakan...

kok ngak ngik ngok?
bukannya yg bunyinya gitu mozart ya?hehe

Silmi Kaffah mengatakan...

ssssttt udah biarin aja gua lagi beraksi hahahahahahahahaaaaaa kan udah mau sma juga ye gaaa

MaYaNG's mengatakan...

akhirnya dibuka lagi, jadi reaksi nyak lo apa?? hehehe..

Irvan Setya A. mengatakan...

Agenda Blogger IPB:

->Undangan launching rangkaian proker Media dan Propaganda Depkominfo BEM KM IPB.
Selasa/14 April 2009
Jam 19.00-21.00
Ruang Sidang Student Center, Gedung Student Center Lt.2, Kampus IPB Darmaga

->KopDar+OR panitia launching Blogger IPB
Kamis/16 April 2009
Jam 19.00-selesai
Kantor LAPI UKM, samping Greenmart Grawida, dekat cyber 24.

Ajak tmn2 sesama blogger sebanyak2nya ya..
Makasiih :)