Jumat, September 12, 2008

pernahkah kita melihat negara kita di masa depan

udah lama sebenernya gue mau ngomongin ini. tapi bingung mau mulai dari mana dan pendekatannya gimana. pertama kali ngomongin ini sekitar satu setengah taun yang lalu di salah satu thread forum yang sekarang udah mati. beberapa bulan yang lalu juga sempet ngomongin hal ini sama si temon. dan akhirnya kemaren sempet ngediskusiin masalah ini di kolom komentar sebuah artikel eksklusif.

dari tiga sumber (utama) itu, bisa diambil kesimpulan yang intinya begini.

pernahkah kita melihat negara kita di masa depan. di dalam keluarga akan ada anak yang akan tumbuh besar. anak itu nantinya akan menjadi penerus kita. seperti apa dunia ini jadinya kelak amat bergantung dari cara kita ngedidik anak itu. nilai - nilai apa aja yang akan kita tanemin ke dia, apakah dia nantinya akan tetap mempertahankan nilai - nilai yang kita yakini sebagai kebenaran atau justru dia akan memberi antitesis atas apa yang selama ini kita yakini.

sekarang mari kita bicara nasionalisme. nasionalisme itu adalah sesuatu yang semu dan parahnya banyak orang - orang yang berteriak "NKRI ADALAH HARGA MATI!!!" padahal mereka sendiri tidak punya ide akan dibawa ke mana negara ini karena mereka hanya mengenal nasionalisme sebagai romantisme masa lalu. pattimura, cut nyak dien, imam bonjol berjuang melawan penjajah bukan demi sesuatu yang bernama indonesia, bukan pula demi mempertahankan sepetak tanah mereka. mereka berjuang demi mempertahankan nilai - nilai yang mereka yakini. mereka tidak rela bila nilai - nilai itu akan tergerus dan digantikan dengan nilai - nilai bangsa asing yang dianggap bertentangan dengan nilai - nilai mereka.

bukan masalah negara ini akan bernama indonesia atau malaysia atau australia, tapi perbedaan nilailah yang kemudian mewujud pada petak - petak teritori. di balik keagungan amukti palapa yang dideklarasikan oleh mahapatih gajahmada, ada sebuah kelemahan besar di dalamnya karena hanya memandang nusantara sebagai luasan hasta atau depa. nusantara tidak dipandang sebagai kesatuan ide seperti yang dikemukakan oleh soekarno yang rasa - rasanya melandaskan pemikirannya dari plato.

nilai - nilai inilah yang menyatukan kita sebagai sebuah bangsa. nilai - nilai yang kita harapkan akan tetep dipegang teguh oleh anak cucu kita nantinya. mungkin terkadang kita merasa lelah memperjuangkan nilai - nilai yang kita yakini. mungkin memang lebih enak berpikir pragmatis dan berorientasi pada tujuan saja. cukup ikut dengan nilai yang berlaku saat ini, besok berganti penguasa, berganti kiblat pula. apakah cukup seperti itu? asal perut kenyang, baju kering, dan punya tempat untuk berlindung, itu sudah cukup? tujuan bukanlah segala sesuatunya. harus ada landasan yang jelas untuk mempertanggungjawabkan ke mana kaki kita akan melangkah. karena perlu diingat, bahwa kebenaran adalah mutlak karena kebenaran datangnya dari langit.

10 tanggapan:

Anonim mengatakan...

*mesem-mesem nggak jelas*:D
nah gene dong berbobot :p

tapi ngomong-ngomong dah bawa-bawa nama gw koq kagak nyenggol yak? (baca: ngelink) he..he.. mayan pan, buat tambah-tambah traffic :D

Rae mengatakan...

et dah....
gue males bikin link-nya...
capek.
nti dah kalo sempet.
huakakak

Anonim mengatakan...

Indonesia? dibawa kemana?
Orang rakyatnya sendiri aja bingung. Katanya negara makmur, tapi kemelaratann merajalela.

Indonesia? dibawa kemana?
Orang pemimpinnya aja bingung. Gimana ngurus negara yang semrawut begini

Kita....?

arros mengatakan...

Indonesia
Tanah airku
Tanah tumpah darahku...
.....
.....
.....

hehe.. numpang lewat :D

Anonim mengatakan...

@ temon
butuh link juga lu mon, kejar trefik? akakak!

betul2 sudara rae..
bukan "bentuk fisik"nya diperjuangkan mati2an, tapi nilai yang kita yakinin jangan sampai tercemar nilai lain yang salah..

Putri Karunia Kusumawardani mengatakan...

males comment nih. cm mo bilang udah bisa lagi nih blog nya. hahahahah! *puas bgt!

Anonim mengatakan...

hmm,,setuju sm komen di atas (tumben lo berbobot gni tulisannya,,haha...)

in the otherway,,gw cuma bisa menghela : HUff...
huff til i die is still never made any changes rite?ya mungkin kita bisa melakukan sesuatu Rae at least di komunitas kita masing2...
Melakukan sesuatu yg mungkin gk akan pernah ada artinya sm yang dilakuin Cut Nyak Dien (pahlawan emansipasi versi gw),dkk..
Hakikat mempertahankan kemerdekaan kita (eh gw denk..) emg udh salah si dari awal gw di doktrin di perguruan bernama: sekolah dasar..paham kebangsaan gw, hanya sebatas kegiatan upacara sm ngejar nilai pelajaran PPKn.

menurut gw lagi ni,,stlh pewacanaan ini udh berhasil loe tulis dengan sukses,mgkn perlu dipikirkan lagi apa yg msti dilakukan kedepannya yg gk bergantung sm siapa yg punya otoritas memerintah,kmn kiblat lo,dan dgn cara apa..ya gk???

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

cek oh cek oh cek oh
sori rae gua tulis comment disini.blog lo kagak ada message board nya sih :D
Rae blog lo dah gua add di blog gua :)
thanks buat partisipasinya
lo liat aje blog gua musik-friendsterku.blogspot.com