Jumat, Februari 29, 2008

kita telah memilih agama yang sesat...

weits... judul postingan gue kali ini emang sangat provokatif. dan gue rasa bakalan banyak juga yang pro dan kontra untuk postingan gue kali ini. beberapa bulan yang lalu masalah aliran-aliran sesat sempet merebak. pro dan kontra bergulir mengenai keberadaan aliran-aliran yang ada. aksi pengrusakan terjadi di beberapa tempat. MUI mencoba bereaksi, tapi malah jadi bola panas. apa yang sedang terjadi?!?!?!?!

gue bakal mulai dasar pemikiran seperti yang diutarakan temon, temen gue. dia bilang kurang lebih seperti ini... tuhan itu adalah sebuah konsep yang disepakati oleh semua agama. sedangkan agama adalah sebuah cara atau aturan. temon menyebut agama sebagai sebuah alat atau jalan. di dalam agama, tuhan menjadi punya nama. dengan agama, ada ritual-ritual keagamaan. cara-cara inilah yang berbeda antar agama. mungkin keragaman agama inilah yang membuat kahlil gibran lantas menjadi gamang. dia bilang agama telah merusak konsep tuhan. agama menurut dia menjadi tidak penting. yang penting adalah mencintai tuhan, berbuat baik, bla bla bla...

gue nggak sedang mencoba menjadi seorang pluralis modern yang menyamakan semua agama. gue yakin bahwa hanya ada satu cara yang benar, tapi saya tidak berminat untuk berdebat menentukan mana yang benar. silahkan anda cari sendiri.

permasalahan di ummat islam akhir-akhir ini adalah keresahan akan adanya aliran-aliran yang tidak jelas asalnya dan bertentangan dengan agama islam pada umumnya (katakanlah ahli sunnah wal jamaah). ketika MUI kemudian bereaksi dengan memfatwakan sesat sebuah aliran agama, buat gue itu sah-sah aja. selama fatwa itu hanya sebagai sebuah cara untuk membina ummat yang dia miliki. jadi fatwa tersebut jangan sampai punya konsekuensi dalam hukum positif.

fatwa MUI harusnya tidak lantas disikapi dengan berlebihan. ketika sebuah aliran difatwakan sesat, bukan berarti aliran tersebut harus diberangus. MUI juga memfatwakan haram untuk bunga bank, tapi BNI, Bank Mandiri, BCA, BRI, dan sederet panjang bank komersil lainnya tetap megah bertengger. MUI memfatwakan satu produk pangan tertentu haram, bukan berarti kemudian produk tersebut tidak boleh ada di pasar. harusnya ini juga berlaku untuk aliran agama yang ada.

beberapa orang kemudian mengatakan bahwa aliran-aliran tersebut telah menolak ajaran agama Islam. kalo gue bilang, agama laen juga sama saja, telah menolak ajaran agam Islam. dan agama Islam pun menolak agama laen. lantas apa? kalo kita bisa hidup berdampingan dengan agama laen, kenapa gak bisa dengan aliran - aliran islam laen yang ada?

beberapa orang tersebut kemudian berkata bahwa aliran tersebut telah membawa-bawa nama Islam dan telah menggeser dan bahkan telah menistakan nilai - nilai Islam yang ada. bukankah ini sama saja dengan keberadaan kaum nasrani dan yahudi? tadinya kita adalah satu ummat, kemudian terjadi perpecahan. Allah yang ummat Islam agung - agungkan juga sama dengan Allah yang mereka sembah, kita hanya berbeda dalam cara menyembahnya. sama saja dengan aliran - aliran keagamaan yang lain. kita menyembah tuhan yang sama dengan cara yang berbeda. menurut kita, mereka adalah sesat, tapi menurut mereka, justru "KITA TELAH MEMILIH AGAMA YANG SESAT". sekarang islam bisa hidup berdampingan dengan yahudi dan nasrani (meskipun di beberapa tempat, konflik tetap terjadi). bahkan semenjak zaman Rasulullah SAW. terus kenapa kita nggak bisa hidup berdampingan dengan aliran - aliran yang lain?

kemajemukan gue rasa adalah sebuah keniscayaan. gue bisa ngerti kalo terus john lennon bikin lirik - lirik indah di dalam lagu IMAGINE. tapi menurut gue baris lirik itu lebih menjadi sebuah ungkapan putus asa dengan mencoba memimpikan utopia. ebony and ivory gue rasa adalah sebuah mimpi yang lebih realistis untuk diwujudkan. di mana kita bisa hidup berdampingan, dengan warna apapun yang kita anut.

7 tanggapan:

Anonim mengatakan...

Aduh ... Postingan yang hebat ...

Sayang bila hanya berakhir sebagai postingan di blog, dan tidak dipropagandakan.

Aku Kristen, dan sebagai seorang jemaat dari sebuah agama yang sering dikatakan "minoritas" di negara ini, aku setuju dengan pentingnya menghargai kemajemukan.

Namun beberapa kali aku malah berfikir lagi, mungkin karena kami masih minoritas, pentingnya kemajemukan seolah menjadi sesuatu yang harus dijunjung tinggi. Bisa saja, kalau Indonesia dibanjiri dengan agama kami, kami malah berubah menjadi anti-kemajemukan.

Di Protestan sendiri, ada begitu banyak aliran yang berkembang. Calvinis, Lutheran, Adventis, Rohol Kudus, Kharismatik, dll, bahkan aliran yang dicap menyimpang seperti Saksi Yehuwa dan Kristen Tauhid yang terkadang kupikir malah menghancurkan Protestan itu sendiri. Dan aku mulai berfikir, benar juga, "aliran-sesat" harus dibakar.

Duuuh, aku butuh media yang lebih luas dari sekedar komen di blog.

Anonim mengatakan...

sepakat.
saya selalu berpikir bahwa ketika kita ribut" tentang aliran sesat. itu karena kita ingin menutupi kenyataan bahwa kita malas. malas dalam membina umat

kungfu4d2 mengatakan...

ok sob infonya dan salam kenal

pokervita mengatakan...

keren mas buat infonya da semoga bermanfaat

togel4d mengatakan...

bagus sob artikelnya dan menarik

istanaimpian1 mengatakan...

makasih gan buat infonya dan salam sukses selalu

loginfun88 mengatakan...

mantap bos artikelnya dan sangat menarik