Sabtu, April 15, 2006

bioreaktor pertamaku

sekarang di kamar gue ada bioreaktor. berbeda dengan bioreaktor yang sering gue pelajarin di kelas bu ani atau bu lisbeth, reaktor ini nggak diisi sama mikroorganisme yang bakalan ngasilin MSG ato enzim-enzim yang bisa dijual mahal. isi reaktor ini cuma satu organisme. tadinya sih ada dua, tapi yang satu udah mati.

yah, itulah akuarium kecil bulet yang terbuat dari kaca. seperti halnya reaktor lainnya, substrat harus dimasukkan "agar-supaya" sang ikan tidak kelaperan. dan juga pasokan oksigennya tetp harus dijaga, makanya gue make aerator biar selalu ada gelembung-gelembung udara yang mengalir.
(blup...blup...blup...). yang jadi masalah adalah untuk menjaga "agar-supaya" kotoran yang ada di akuarium itu bisa dibersihin. tadinya gue udah beli filter yang harganya bikin nelen ludah, tapi rupanya edan, filternya malah bikin ekosistem buatan ini jadi kacau. pompa penyedotnya terlalu kuat. si ikan jadi harus berenang sekuat tenaga demi menjaga tubuhnya "agar-supaya" tidak terseret masuk ke pompa. walhasil untuk menjaga kebersihan dan pH, tiap malem, aer akuarium mesti gue ganti.

seperti yang udah diutarakan sebelumnya, tadinya ada dua ikan di akuarium ini. dua-duanya ikan mas koki. yang satu warna item (jadi namanya karbonil) yang satunya merah (jadi namanya eritrosan, tadinya mau gue kasih nama rhodamin-T, lho...) walaupun menurut gue warnanya itu sebenernya oranye.

karena keluguan gue yang masih awam pada dunia perikanan (maklum dong, gue anak fateta, bukan anak fpik), sejoli ini gue tinggal dua hari tanpa mengganti air (dan makan tentunya). walhasil si ikan mati satu meninggalkan jandanya. sementara ikan yang satu lagi udah semaput mabok kebanyakan minum metana.

semua orang belajar dari kesalahan, dan pengalaman adalah guru yang paling bijak. maka gue pun nggak dirundung duka terlalu lama. langkah-langkah taktis segera gue ambil untuk menyelamatkan si eritrosan yang semakin semaput.
langkah-langkah itu adalah:
1. Perkuat ketahanan dalam negeri demi kadaulatan negara
2. tolak intervensi asing untuk masalah dalam negeri
3. gue makin ngaco!!!

yang bener ini:
1. evakuasi eritrosan ke akuarium gede punya Fiqri (temen kosan).
2. buang segala macam kotoran di dalam akuarium yang berpeluang menjadi racun bagi si ikan, termasuk pasir hiasan
3. analisis waktu kematian karbonil dan penyebab kematiannya.

dan berikut adalah hasil temuan tim pencari fakta
1. karbonil diduga tewas karena tenggelam. hal ini dibuktikan dengan penuhnya insang dia oleh air. hal ini juga mempersulit tim untuk mengetahui dengan pasti waktu kematiannya.
2. gue dituduh telah berbuat semena-mena dengan tidak memberi minum ikan-ikan gue.

setelah kasus ini mereda akhirnya eritrosan dapat kembali ke akuarium kecil dan gue mendapat surat peringatan untuk selalu mengganti air tiap malam. kini eritrosan sedang berkeliling akuarium berjaga-jaga kalo-kalo ada ikan lain yang mencoba menyusup ke daerahnya.

kuis:
1. akuarium itu termasuk reaktor tipe apa (batch, pftr,cstr, ato fed-batch)?
2.kita udah tau substrat, organisme, dan kondisi ideal untuk reaktor ini, tapi sebenernya apa yang dipanen dari reaktor ini? (yang pasti bukan tai panjang2 warna merah itu ya...)
3. siapa dosen di TIN yang sering menggunakan frase-tidak-tepat "agar-supaya"?

UPDATE

sekarang ikan-ikannya udah pada mati. sedih deeeh... =(

0 tanggapan: