Pernah dengar istilah Supeltas? Kepanjangannya adalah "Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas". Dulu biasa dikenal dengan istilah Pak Ogah atau Polisi Cepek. Kegiatannya mengatur lalu lintas di persimpangan sibuk dengan mengharapkan imbalan sukarela dari pengguna jalan.
Seorang Supeltas lengkap dengan atribut rompi hijau khasnya. |
Meski dari kegiatan terlihat sama saja, ada perbedaan mendasar antara Supeltas dengan Pak Ogah. Supeltas diakui keberadaannya oleh pihak Kepolisian, sedangkan Pak Ogah tidak. Sebegitu tidak berdayakah polisi kita mengatur lalu lintas sampai-sampai harus mencari "tenaga outsource"?
Setelah di beberapa kota, air bersih mengalami komodifikasi, sekarang giliran pelayanan dari polisi yang juga mengalami komodifikasi. Air dan pelayanan lalu lintas yang harusnya menjadi hak setiap orang kini tidak lagi bisa dinikmati secara percuma.
Luar biasa geliat bisnis "tenaga outsource" di Indonesia. Bahkan sampai-sampai Polri pun menggunakannya. Satu lagi tenaga outsource Polri mungkin adalah apa yang telah disuarakan Wikileaks, FPI. Meskipun berita ini masih terlampau sumir, namun ormas ini disinyalir telah digunakan untuk melakukan "dirty job"-nya Polri.