Senin, November 08, 2010

What makes blogger, blogger?

Terafiliasi dalam sebuah komunitas blogger tentu amat menyenangkan. Setidaknya untuk sebagian orang yang menganggapnya demikian. Asyiknya bercengkrama melalui konferensi-konferensi di ruang virtual atau bahkan lewat ajang kopi darat saat ini seakan menjadi kewajiban bagi blogger untuk dianggap eksis (eksis: ada, bermakna). Tapi kemudian muncul sebuah pertanyaan: apa yang menjadi esensi dari seorang blogger. Apakah dengan kopi darat dan tergabung dalam komunitas?
What makes blogger, blogger? Jika pertanyaan ini diajukan ke Saya, tentu Saya akan menjawab, posting. Ya, postingan atau tulisanlah yang membuat seorang blogger menjadi blogger secara kaffah. Blogger yang baik tentunya adalah yang rajin membuat tulisan-tulisan menarik di blog.
Tidak adil jika kemudian kita menilai kualitas blog dari keaktifan sang blogger di dunia nyata. Sama saja kita tidak bisa mengatakan bahwa kualitas suara Stevie Wonder adalah biasa-biasa saja hanya karena dia tidak bisa berkoreografi.
Tentu sebagai seorang manusia, blogger akan lebih baik jika tidak hanya jago berpropaganda di blog, tetapi juga aktif di kehidupan nyata. Namun menilai kualitas blog berbeda dengan menilai kualitas manusia. Ada hal yang tidak boleh dilupakan yaitu kenyataan yang "mengurung" blogger di ranah maya, bukan nyata. Lalu apakah bijak jika kemudiah keaktifan di dunia nyata dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan kualitas blog seperti yang terjadi pada Blog Award Pesta Blogger+ 2010 yang lalu?